Postingan

Bosan Sekolah Oleh: Vivi Intan Pangestuti

Sekolah menjadi rumah kedua bagi siswa. Namun, tak jarang siswa melakukan pelbagai cara supaya bisa melarikan diri dari sekolah. Ketika ada pelajaran yang tidak disukai pun mereka sering pura-pura izin ke toilet. Lantas tidak kembali lagi sebelum pelajaran tersebut selesai. Ada juga yang tidak masuk sekolah karena pura-pura sakit. Padahal mereka hanya ingin menghindari situasi tidak menyenangkan di sekolah. Bukankah sebagai rumah kedua harus memiliki magnet kenyamanan? Aku rasa sebagian besar dari kita pernah mengalami kejenuhan mendalam ketika masih sekolah. Namun, ini hanya berlaku bagi siswa biasa yang memiliki kemampuan otak standar sepertiku. Kita akan cenderung hanya bisa menguasai satu atau dua pelajaran. Sisanya sebatas memenuhi kewajiban supaya bisa naik kelas. Lain halnya dengan siswa-siswa yang bisa menguasai semua pelajaran. Walaupun sedang jenuh, mereka tetap bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Tidak seperti kita yang harus belajar mati-matian. Kalau usaha tidak maksimal...

Bismillah, Aku Mau Coba Oleh : Rusti lisnawati

Sederhana. Kisah ini menceritakan tentang seorang gadis yang berharap bisa melanjutkan pendidikannya hingga jenjang Perguruan Tinggi. Sebut saja namanya Afsheen. Ia tergolong kedalam gadis pemimpi. Banyak mimpi yang selalu diharapkan oleh gadis yang baru saja menginjak usia 17 tahun itu. Afsheen, gadis manis itu termotivasi oleh serangkai kata milik salah satu pahlawan perempuan terkenal di negaranya. Raden Ajeng Kartini. Bukan "Habis gelap terbitlah terang " melainkan "Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi. Bermimpilah selagi kamu mampu untuk bermimpi. " Salah satu mimpi Afsheen adalah ia ingin merasakan rasanya jadi seorang mahasiswi. Bertualang dalam dunia bernamakan pendidikan. Afsheen ingin sekali mewujudkan itu semua setelah ia lulus dari sekolah menengah atas-nya tahun ini. Bisa dibilang, Afsheen ini masih haus ilmu ia berkeinginan untuk melepaskan dahaganya itu. Memang, gadis yang sebentar lagi akan melepas masa putih abu-nya itu tidak pernah merasa puas deng...

Gelora Jiwa Penulis : Ahmad Renal Zailani

Getir suara getar nadi, Detak jam pada jarum detik, Jerit derit bangku usang, Hembus angin malam, Garis pena yang terukir indah di secarik kertas, Ku tulis lagi satu hela hingga napas pun menyelak barisnya detik. Pena menjadi sebuah penanda Buku menjadi pengiring syahdu Akan dituangkannya gelora di tiap aksara Terkadang kita juga ingin menyerah, namun kita juga harus bisa buat sejarah. Waktu pun seolah terus menetes dan menetas. Sedang kita tak punya siapapun yang bisa menghentikan gelora pada jiwa yang meronta–ronta ini.  Seraya berkata, “Aku datang sebagai penantang, tak akan gugur menjadi pecundang!” Tak apa. Hari itu mungkin masih tertatih. Hari esok akan lebih terlatih. Lusa mungkin akan terasa perih. Tapi selepasnya, akan ada banyak mimpi yang akan kita raih. Kita hanya perlu konsisten dan mau menahan letih. Biodata Penulis Saya Ahmad Renal Zailani. Orang banyak memanggil saya Renal. Lahir di Tangerang dan saya sedang menimba ilmu di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirt...

Sajak Abadi Oleh: Roudhotul Jannah

Sajak-sajak masak disaji dalam rak bergumul dengan setumpuk semantik buah tangan pujangga yang tak pernah lekang menyinari netra yang lapar bacaan.  Tak ada hari tanpa literasi! Digugah ibu setiap hari Sarapan puisi, siangnya prosa, malamnya kenyang berimajinasi.  Fiksi, nonfiksi, beragam diksi dan arti, menyulut api dalam diri timpang silap dan kesenjangan di atas negeri berorasi di hati.  Pada mustahilnya tutur menyebrangi segara kuringkus dosa petinggi dalam narasi aksara akan berwacana ke seluruh penjuru negeri melewati segara, jauh mendarat di benua-benua.  Lalu, jadi santapan manusia yang tak pernah kadaluarsa penaka puisi pujangga yang tak pernah lekang  hidup abadi bersama kegandrungan sepi beranak pinak sepanjang zaman.  Aku mau dikenang selamanya aku mau jadi pujangga juga.  Ibu menggugah lagi: Tak ada hari tanpa literasi! Cilegon, 2 Februari 2021. Roudhotul Jannah adalah mahasiswi semester 4 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang duduk di k...

Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan bagi seorang perempuan Oleh: Salma Fadilla

Pendidikan merupakan sebuah hal yang penting yang harus diperoleh oleh setiap orang tanpa membedakan gender dengan tujuan yang sama yaitu memperoleh pengetahuan seluas-luasnya. Dahulu kala hanya laki-laki yang bisa menerima pendidikan, namun berkat perjuangan RA. Kartini kini setiap perempuan bisa memperoleh pendidikan untuk masa depannya.  Namun, stigma masyarakat dulu yang begitu kaku dan terbilang kuno masih sering terbawa hingga saat ini karena masih saja ada sebagian yang berpandangan bahwa perempuan tidak boleh mengenyam pendidikan tinggi-tinggi karena kodrati dari seorang perempuan adalah di rumah mengurus suami, anak, dan dapur. Pandangan kaku seperti ini yang sering membuat kreativitas dan motivasi seorang perempuan saat ini menurun yang akhirnya menimbulkan sebuah problematika baru yaitu pernikahan dini. Selain pandangan yang kaku tersebut ada faktor yang menjadi penyebab perempuan tidak dapat memperoleh pendidikannya yaitu karena biaya pendidikan yang cukup mahal saat in...

JUKLAK DAN JUKNIS LOMBA SBB UNTIRTA 2021

Berikut tautan mengenai informasi semua lomba SBB 2021:   JUKLAK DAN JUKNIS LOMBA SBB SBB UNTIRTA 2021